Selasa, 21 Oktober 2014

Kerinduan Sahabat


Ekspresi wajah itu kembali hadir dalam pikiranku. Rasanya sudah cukup lama kami tidak berkomunikasi. Waktu dan jarak memang mudah memisahkan. Ditambah kesibukan yang tak pernah berhenti menghampiri pemuda berlabel mahasiswa.

Mungkin keakraban itu tak begitu nyata, tapi kehangatan yang kurasa membuat hatiku kuat untuk mengingatnya. Bukan mengingat atupun mengenang. Tak menyimpan, tapi secara otomatis tersimpan. Tangis itu, dekapan erat itu, takkan pernah hilang rasanya. Bisa jadi itu kali pertama aku merasakan ketulusan, kerinduan seorang sahabat. Yah, seseorang yang merindukan sahabatnya.

Kini aku pun merindukannya. Namun sayang, waktu dan jarak terlalu kejam, membiarkan kami terlarut dalam dunia masing-masing. Melupakan kasih sayang yang dulu begitu tajam, perlahan menghilangkan kerinduan tanpa jejak.

Jika aku diizinkan untuk berharap, aku ingin kembali ke masa itu. Menggenggamnya erat, lebih erat dari sebelumnya. Jika saat itu aku melepas dekapannya dan bertanya ‘kenapa’, kini aku tidak akan bertanya dan melepasnya, aku akan kembali mendekapnya. Melepas setiap tetes kerinduan yang terpendam atas ketulusan, membebaskan kasih sayang yang tak tersampaikan. Menghilangkan keraguan untuk ‘persahabatan’ yang dulu sempat ku pertanyakan. Hanya karena tangis dan dekapan itu, aku menyayanginya lebih.


Kini aku pun merindukannya. Aku merindukan ketulusan persahabatan yang tak terlihat nyata.

0 komentar: