Jumat, 24 Oktober 2014

Knowing Our Lord

Seringkali hati ini bergejolak. Merasa tidak nyaman. Bahkan memiliki kekhawatiran yang begitu besar akan kehidupan. What’s the matter?


Sebenarnya ketidaknyamanan itu berasal dari diri sendiri yang tersugesti akan hal-hal negatif. Selain itu, kurang teguhnya diri dalam menjaga iman menyebabkan hati merasa was-was. Seakan hidup tanpa pegangan, bingung akan arah untuk setiap langkah yang kita buat sendiri.

“Semakin banyak usia, semakin banyak seseorang merasakan asam garam kehidupan”. Kalimat itu tidak lagi menjadi kalimat asing. Yaa, semakin bertambah usia, tentu saja pengalaman dan pelajaran tentang kehidupan pun akan semakin bertambah. Dan merugilah mereka yang tidak dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang Allah berikan (semoga kita tidak termasuk dalam golongan yang merugi itu).

Kembali pada diri sendiri. Intinya adalah muhasabah diri. Tanyakan kembali apa tujuan hidup manusia sesungguhnya. Ibadah. Mendapatkan Ridho sang Khalik, Sang maha Pencipta dan penguasa seisi dunia. Tapi, bagaimana bisa kita beribadah sedangkan kita tidak tahu tentang Pencipta kita sendiri?

Ma’rifatullah (Mengenal Allah). Yaa, itulah yang kita butuhkan. Bahkan itu adalah hal yang diwajibkan bagi seorang muslim. Mengenal Allah dan mengharapkan keridhoan-Nya dalam setiap langkah yang kita buat. Mengingat bahwa bukan amal yang membuat kita masuk ke dalam surga-Nya. Yah, amalan hanyalah bekal menuju surga. Namun, yang membuat kita masuk surga adalah ridho, berkah, dan rahmat Allah. Karena kita tak pernah tau amalan mana yang diterima disisi-Nya. Bukan tentang kuantitas, tapi kualitas.




Dengan Ma’rifatullah, kita akan mendapatkan manfaat besar yang insyaa Allah akan membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik, mendapatkan ketentraman jiwa, memaksimalkan diri mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal kelak. Karena kita tahu bahwa batas kita untuk beramal adalah usia dan kita tak pernah tahu kapan usia kita berhenti.

Hasil Ma’rifatullah:

1.      Al-Hurriyah (kebebasan)
Dengan mengenal Allah, kita akan tahu apa yang harusnya kita lakukan di dunia ini. Menggantungkan diri pada Allah dan membebaskan diri dari belenggu duniawi. Itulah kebebasan hakiki.  
2.      Tuma’ninah (ketenangan)
Bebas dari belenggu duniawi akan membuat kita mengkhususkan hati untuk Allah. Di suatu waktu pasti kita pernah merasakan ketenangan yang sangat dalam ketika kita benar-benar menyerahkan hidup kita pada sang Rabbi. Menyadarinya adalah sebuah pilihan karena seringkali rasa itu hilang ketika Allah menguji kita dengan kesenangan.
3.      Berkah
Menjadikan kita selalu mengingat Allah. Mengerjakan segala hal karena dan untuk-Nya. Insyaa Allah keberkahan akan mengelilingi kita. Karena bahkan kerja keras tanpa didasarkan pada Allah pun akan menjadi hal yang sia-sia.
4.      Kehidupan yang baik
Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah maka Allah akan memberi kehidupan yang baik bagi hamba-Nya.
5.      Surga
Bahkan Allah sudah menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang beriman, dan janji Allah itu adalah hal yang pasti.
6.      Keridhaan Allah
Untuk mendapatkan ridho-Nya, kita harus senantiasa selalu menyertakan ikhlas dalam setiap langkah kita. Percaya bahwa Allah Maha Adil. Memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Dan percaya bahwa setiap takdirnya adalah baik untuk kita.

Jika kita mampu mengenal baik saudara-saudara kita, mengapa tidak untuk mengenal Allah lebih jauh untuk kehidupan kita yang lebih baik. :)

0 komentar: